• BERSAMA WANITA

    Masa SMA yang sangat Menyenangkan Pangeran Arif Edition bersama teman-temannya

  • 9 PRAJURIT

    Sembilan Penerus Bangsa dari SMA Negeri 1 Tumpang

  • TRAVELING

    Jalan-jalan ke Cangar Narsis di Sungai

  • P3T Unikama

    Foto Kenangan Kelompok 11 P3T 2008 Universitas Kanjuruhan Malang

  • PPL di SMA

    Foto Kenangan PPL di SMA kota Malang

  • KKN di Desa Kromengan

    Foto Kenangan KKN di Desa Kromengan

KISAH SEDIHKU KEMAREN

Minggu, 25 September 2011 0 komentar

AKU TETESKAN AIR MATA
KARYA: BAGUS ARIF SETYAWAN

AKU TETESKAN AIR MATA
KALA KAU TLAH MENDUA
KINI AKU SADARI BETAPA BESAR CINTAKU PADA DIRIMU
NAMUN KINI KU HARUS MELEPASKAN DIRIMU
DEMI CINTA INI
AGAR TETAP ABADI

WALAUPUN RASA CEMBURU
SLALU MEMBURU DALAM HATIKU
DALAM HATIKU
MUNGKIN INILAH MEMANG TAKDIRKU
MENCINTAMU, NAMUN TAK MILIKIMU

AKU TETESKAN AIR MATA
TERJATUH DI BIBIR, TERJATUH DI BIBIR
BERAT SUNGGUH BEBAN YANG KUBAWA
BEBAN YANG KUBAWA TANPA DIRIMU
TANPA DIRIMU

MALANG, 22 SEPTEMBER 2011

KISAH CINTA, (DUA SISI)

0 komentar


MENIKAHLAH DENGANKU
KARYA BAGUS ARIF SETYAWAN
U & ME
Sekian lama aku mengenalmu, sekian lama pula aku bersamamu. Sungguh begitu banyak kenangan yang aku lalui bersamamu. Sekitar tiga tahun lamanya, semenjak kita saling mengenal. Awal pertemuan kita yang sungguh tak terduga membawa kita jalani kisah asmara. Suka dan duka kita lalui bersama dengan penuh dengan banyak cerita. “Aku sayang dan cinta kamu bersandarlah dipelukku janganlah engakau ragu aku akan menjagamu hingga di ujung waktuku”. Itulah lirik lagu yang ingin aku utarakan kepadamu. Namun entah apa jawabmu aku masih tak tahu. Pertayaan, “Apakah kau mau menikah denganku?” Itulah yang selalu membuatku bertanya-tanya dan menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakannya.
          Tahun ini, merupakan tahun ketiga, bahkan tahun terakhir buat kita bersama-sama. Entah, “Apakah aku harus utarakan padamu apa yang selama ini aku rasakan atau tidak?”Aku sekarang masih bingung memikirkan hal itu. Aku masih ragu apakah kamu benar-benar sayang dan cinta padaku. Masih ada kebimbangan yang begitu dalam yang membayang dalam benakku tentangmu.
          Dalam tidurku aku selalu memimpikanmu menikah denganku. Dengan gaun pengantin serba putih, aku membawamu ke pelaminan. Hanya kita berdua yang menjadi sorotan ribuan mata yang menyaksikan pernikahan kita. Ketika aku mengucapkan janji sehidup semati tiba-tiba aku bangun dan beranjak dari tidurku. Akhirnya, bersambung deh mimpiku. Mimpi itu pun terjadi berulang-ulang setiap kali aku tertidur.
          Aku masih saja memikirkanmu, memikirkan bagaimana sikapmu terhadapku. Memikirkan bagaimana cara aku mengutarakan isi hatiku padamu. Sebenarnya aku sudah memikirkan suasana yang seperti apa yang tepat untuk aku mengutarakannya padamu. Dengan sebuah lantunan lagu yang romantis, dan ditemani bintang-bintang yang bertebaran di langit. Aku memegang tanganmu, engkau menatap mataku, dan engkau dengarkan bibirku bicara “Hanya satu pintaku, menikahlah denganku?, kau pun menjawab sambil tersipu malu “Aku mau..., sayang!
          Nah, seperti itulah kronologis konsep yang aku rencanakan. Apakah terlaksana itu semua tergantung Aku, Kamu dan Tuhan Yang Maha Esa. Sebelum aku memulai strategiku itu, aku mulai persiapkan diri ini. Berubah menjadi lebih dewasa, mencoba belajar menghilangkan egoisme, mencoba mengatur waktu, mencoba belajar hidup bersamamu, mencoba menjaga perasaan hatimu, dan mencoba segalanya agar engkau mau bersamaku. Belajar menjadi lebih dewasa itu merupakan hal yang paling penting untukku, karena aku nanti menjadi seorang pemimpin di dalam keluarga kita nanti (apabila engkau bersamaku). Egoisme yang aku miliki sekarang begitu besar dan aku harus belajar untuk menahannya agar kita tetap bersama bila terjadi pertengkaran. Aku akan belajar untuk hidup bersamamu.
          Sore itu, mentari mulai tenggelam dan burung malam mulai berterbangan di antara pepohonan. Binatang malam lainnya pun mulai beranjak dari sarangannya mencari mangsa. Keputusanku sekarang sudah final dan tidak dapat diganggu gugat lagi. Aku memutuskan akan melancarkan aksi yang selama ini yang aku pikirkan secara matang. Aku ajak ia berjalan menuju sebuah perkampungan di tengah belantara hutan. Di temani nyanyian jangkrik dan katak yang nakal serta lampu cemplok yang selalu bergoyang karena tiupan dinginnya malam. Tak lupa bintang-bintang yang menghiasi langit begitu banyak bertebaran dan ditemani kehangatan cahaya rembulan. Aku pegang tangannya dengan penuh kasih sayang dan aku ucap satu janji untuk menyatukan kita selamanya hanya satu pintaku “Menikahlah denganku?”Sayang...!!!
          Bulan dan bintang tlah menjadi saksi ucapan janjiku padamu dan engkau pun menjawab malu-malu. Walaupun akhinya engkau mau, sungguh tak sia-sia usahaku selama ini tuk dapatkanmu. Akhir dari kisah masih saja tidak aku mengerti masih saja dalam keraguan dalam hati. Mungkin suata saat nanti akan menjadi jelas apa yang sesungguhnya yang akan terjadi. Namun sekarang engkau menjadi miliku seutuhnya, sayang!!!
          Ini semua merupakan akhir dari sebuah cerita cinta antara kau dan aku. Dari pertemuan tiga tahun yang lalu sampai sekarang. Dan semoga kita tetap bersama selamanya, sayang!!!